Sumbangan peradaban dinasti
Abassyiah dalam bidang pendidikan terhadap dunia pendidikan
global
Penorehan Tinta Emas Dunia Pendidikan
(Oleh: Siti Muflidah)
UKM Bahasa Arab Al-Mujaddid UMY
(Lomba Essai 'Festival Timur Tengah 2015 UI')
Pada masa Khulafaur Rasyidin dan Dinasti Umayyah pendidikan dan pengajaran islam terus berkembang, hingga pada masa Dinasti Abbasiyah pendidikan dan pengajaran itu mencapai kemajuan yang gemilang. Dinasti Abbasiyah ini melanjutkan kekuasaan dinasti Umayyah. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-saffah Ibnu Muhammad ibn Ali Ibn Abdullah Ibn Al-Abbas, yang berkuasa sejak tahun132-656 H/750-1258 M. Pada masa itu mayoritas umat islam mampu membaca dan menulis, mereka juga dapat memahami Al-Qur’an.
(Dr.H. Murodi, Ma. 2008 hal 101)
Dinasti Abbasiyah merupakan dinasti islam yang sempat membawa kejayaan
umat islam pada masanya, dapat dikatakan pada saat Dinasti Abbasiyah
berkuasa, islam mencapai zaman keemasan. Selain itu, Dinasti Bani
Abbasiyah merupakan dinasti islam yang paling berhasil mengembangkan
peradaban islam. keberhasilan menciptakan pemikiran kreatif dan
menghasilkan karya yang sangat monumental dalam berbagai ilmu
pengetahuan, peradaban islam, sosial budaya dan lain-lain. sehingga pada
masa ini banyak para ilmuan dan cendikiawan bermunculan dan membuat
ilmu pengetahuan menjadi maju pesat.
Popularitas daulah Abbasiyah mencapai puncaknya dizaman Khalifah Harun
Al-Rasyid (786-809) dan putranya Al-Ma’mun (813-833), tingkat kemajuan
yang paling tinggi terwujud pada zaman khalifah ini. Kesejahteraan
sosial, kesehatan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan serta
kesusastraan ada pada zaman kekuasaanya. Al-Ma’mun sebagai pengganti
khalifah Al-Rasyid, dikenal sebagai khalifah yang sangat cinta terhadap
ilmu. Sehingga pada saat itu lahirlah Institusi-institusi pendidikan
yang tidak terhitung banyaknya. Semua orang berlomba-lomba untuk
menuntut ilmu pengetahuan, dengan semangat pergi kepusat-pusat
pendidikan yang ada pada saat itu.
Pada masa pemerintahannya, penerjemahan buku-buku asing digalakkan,
untuk menerjemahkan buku-buku Yunani, ia mengkaji penerjemah-penerjemah
dari golongan kristen, dan penganut golongan lain yang ahli. Ia juga
banyak mendirikan sekolah, salah satu karya besarnya yang terpenting
adalah pembangunan Bait Al-Hikmah, pusat penerjemah yang berfungsi
sebagai perguruan tinggi dengan perpustakaan yang besar dan menjadi
perpustakaan umum serta diberi nama “Darul Ilmi” berisi buku-buku yang
tidak terdapat diperpustakaan lainnya, kemudian disusul dengan
berdirinya Universitas Al-Azhar di Mesir. (Dr.H. Fatah Syukur NC,M.Ag.
2002 hal 77)
Para ulama yang hidup pada masa dinasti Bani Abbasiyah memilki semangat yang luar biasa dalam hal mencari ilmu. Semangat yang kuat itu terlihat dari keinginan mereka untuk menuntut ilmu kepada para ulama besar pada saat itu. Mereka rela meninggalkan kampung halamannya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Para ulama seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Hanifah, Imam al-Ghazali, Imam Syafi’i dan lain-lain, merupakan contoh nyata para ilmuan muslim yang memiliki semangat tinggai dan keinginan besar untuk mencari ilmu dan mengembangkannya demi kepentinagn kemajuan umat isam. Dengan semangat tinggi dan keyakinan yang kuat itulah, akhirnya para pencari ilmu menjadi ulama terkenal diseluruh dunia. Dengan ilmu yang dimilikinya para ulama pada masa Dinasti Bani Abbasiyah terus berusaha dengan tekun mengkaji dan mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga mencapai puncak kejayaan pada masa kekhalifahan Dinasti Bani Abbasiyah. Para ulama yang hidup pada masa pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah, adalah para intelektual muslim yang sangat teliti didalam melakukan kajian dan analisis ilmu pengetahuan. Mereka tidak sembarangan mengeluarkan fatwa atau konsep keilmuan tanpa lebih dahulu melakukan kajian dan diskusi secara seksama. Kemajuan keilmuan dan teknologi islam mengalami masa kejayaan di masa ini. Munculnya para ilmuwan, filosof dan cendekiawan muslim telah mewarnai penorehan warna dalam sejarah dunia. Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan filsafat yang mereka pelajari dari buku-buku yunani, akan tetapi menambahkan kedalam hasil penelitian yang mereka lakukan sendiri dalam lapangan dunia pendidikan.
(prof. Dr. H.Abudin Nata,MA. 2011. Hal 167)
Para ulama yang hidup pada masa dinasti Bani Abbasiyah memilki semangat yang luar biasa dalam hal mencari ilmu. Semangat yang kuat itu terlihat dari keinginan mereka untuk menuntut ilmu kepada para ulama besar pada saat itu. Mereka rela meninggalkan kampung halamannya untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan. Para ulama seperti Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Hanifah, Imam al-Ghazali, Imam Syafi’i dan lain-lain, merupakan contoh nyata para ilmuan muslim yang memiliki semangat tinggai dan keinginan besar untuk mencari ilmu dan mengembangkannya demi kepentinagn kemajuan umat isam. Dengan semangat tinggi dan keyakinan yang kuat itulah, akhirnya para pencari ilmu menjadi ulama terkenal diseluruh dunia. Dengan ilmu yang dimilikinya para ulama pada masa Dinasti Bani Abbasiyah terus berusaha dengan tekun mengkaji dan mengembangkan ilmu pengetahuan sehingga mencapai puncak kejayaan pada masa kekhalifahan Dinasti Bani Abbasiyah. Para ulama yang hidup pada masa pemerintahan dinasti Bani Abbasiyah, adalah para intelektual muslim yang sangat teliti didalam melakukan kajian dan analisis ilmu pengetahuan. Mereka tidak sembarangan mengeluarkan fatwa atau konsep keilmuan tanpa lebih dahulu melakukan kajian dan diskusi secara seksama. Kemajuan keilmuan dan teknologi islam mengalami masa kejayaan di masa ini. Munculnya para ilmuwan, filosof dan cendekiawan muslim telah mewarnai penorehan warna dalam sejarah dunia. Islam bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan filsafat yang mereka pelajari dari buku-buku yunani, akan tetapi menambahkan kedalam hasil penelitian yang mereka lakukan sendiri dalam lapangan dunia pendidikan.
(prof. Dr. H.Abudin Nata,MA. 2011. Hal 167)
Pada
Dinasti Abbasiyah, Kota Baghdad menjadi pusat ilmu pengetahuan di
dunia. Dari beberapa khalifah yang memerintah, terdapat tiga tokoh kunci
utama yang berhasil menjadi legenda dunia ilmu pengetahuan pada Dinasti
Abbasiyah. Ketiga tokoh tersebut adalah Khalifah Al-Mansur, Harun
Al-Rasyid dan Al-Ma’mun ketiganya menggelorakan semangat para penuntut
ilmu untuk mendalami berbagai ilmu pengetahuan dengan dukungan sarana
dan prasarana yang sangat memadai. Selain kota Baghdad. Kairo (Mesir)
dan Andalusia (Spanyol) juga menjadi pusat ilmu pengetahuan dan
peradaban Islam terkenal di dunia.
Tidak dapat dipungkiri, pada masa Bani Abbasiyah pendidikan islam juga
berkembang pesat di spanyol, pada periode ke III yang dipimnpin oleh
Khalifah Abdurrahman III yang didaulat pada abad ke 10 M berdirilah
Universitas Cordova, Pada waktu itu kejayaan islam di spanyol merupakan
tonggak sejarah peradaban, kebudayaan dan pendidikan pada abad ke
delapan dan akhir abad ke tiga belas. Universitas Cordoba berdiri megah
dan menjadi ikon spanyol, sehingga termasyur keseluruh dunia.
Universitas ini tegak bersanding dengan Masjid Abdurrahman III, yang
pada akhirnya berkembang menjadi lembaga pendidikan tinggi yang terkenal
setara dengan Universitas Al-Azhar di Cairo dan Universitas Nizamiyah
di Baghdad. Perguruan tinggi ini telah menjadi pilihan utama bagi
generasi muda yang mencintai ilmu pengetahuan, baik dari belahan Asia,
Eropa, Afrika dan belahan dunia lainnya.
Pada saat itu Cordoba menjelma menjadi pusat ilmu pengetahuan, sastra,
seni, budaya, serta ekonomi terkemuka di seantero Eropa dan Dunia. Di
era itu, spanyol muslim menjadi salah satu adikuasa dunia setelah
Dinasti Abbasiyah di Baghdad. Cordobapun menjadi semacam “Gula
Peradaban” yang dikerubuti para “Semut Pelajar” dari berbagai belahan
dunia. Dalam hal ini eropa sungguh berhutang budi pada keberhasilan
khalifah Abdurrahman III dalam membangun institusi pendidikan. Karena
beberapa perguruan tinggi, seperti Universitas Cordoba yang didirikan
pada masa kepemimpinannya telah menjadi semacam kawah candradimuka bagi
pelajar eropa yang kemudian menjadi pemimpin yang membebaskan peradaban
barat dari kegelapan melalui renaisans. Berbekal ilmu pengetahuan yang
di transfer dari dunia muslim, akhirnya eropa terbebas dari kebodohan
yang membelenggu.
Berkat kekuasaanya yang luar biasa, khalifah Abdurrahman III ini mampu
membuat Raja Bizantium, raja jerman, prancis serta italia takut dan
segan kepada khalifah Abdurrahman III. Sebagai bentuk pengakuan atas
kebesaran dan kehebatan sang Khalifah, setiap kerajaan kristenpun
mengirimkan duta besarnya di kordoba, begitu pula duta besarnya
pemerintahan kordoba ditempatkan di kerajaan kristen yang tersbar di
eropa. (Khazanah Republika, 2013)
Pada saat Dinasti Bani Abbasiyah berkuasa, terdapat transformasi
peradaban, kejayaan islam telah menorehkan banyak hasil yang dapat
dirasakan oleh dunia saat ini, walaupun sudah tiadak ada lagi peradaban
islam yang mutlak. Islam sungguh telah memberikan konstribusi besar
dalam berbagai bidang, khususnya dalam bidang pendidikan bagi dunia
barat yang saat ini diyakini sebagai pusat peradaban dunia. Konstribusi
tersebut antara lain:
1.Sepanjang abad ke-12 dan sebagian abad ke -13, karya-karya kaum
muslimin dalam bidang filsafat, sains, dan sebagainya telah
diterjemahkan kedalam bahasa latin, khususnya dari spanyol. Penerjemahan
ini sungguh telah memperkarya kurikulum dunia.
2.Peradaban islam telah memberi sumbangan eksperimental mengenai metode
dan teori sains
3.Karya-karya dalam bentuk terjemahan masih digunakan sebagai bahan
rujukan di lembaga pendidikan tinggi
4.Para ilmuwan Muslim telah menyumbangkan pengetahuan tentang rumah
sakit, sanitasi, dan makanan kepada Eropa
(Dr.H. Murodi, Ma. 2008:131)
Selain
itu karya peninggalan bersejarah yang disumbangkan para ulama saat itu
masih dipakai sebagai bahan rujukan di beberapa lembaga pendidikan,
diantaranya ada karya Ibnu sina di bidang kedokteran, ia melahirkan
kitab Al Qonun yang disebut orang-orang Barat sebagai Canon of Medicine.
Al Qonun menjadi referensi utama di universitas-universitas Eropa dan
ilmuan islam Al-Farghani yang terkenal dengan bapak astronomi, telah
menyumbangkan manuskripnya yang masih menjadi acuan perkembangan
astronomi di Eropa. (Majalah percikan Iman, April 2001),
Demikianlah konstribusi besar islam pada masa Dinasti Bani Abbasiyah
atas peradaban dunia Pendidikan, yang selanjutnya justru dijadikan
sebagai pusat peradaban dunia pada saat ini. Betapa banyaknya Dinasti
Bani Abbasiyah menyumbangkan segala bentuk ilmu pengetahuan dalam
institusi pendidikan diberbagai belahan dunia, hingga sampai sekarangpun
lembaga pendidikan yang didirikan pada masa Bani Abbasiyah masih
berkembang. Selain itu dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
metode dan pendekatan pembelajaran masih digunakan dan penerapan
kurikulum pendidikan yang dikembangkan pada masa Dinasti Abbasiyah masih
diterapkan dalam lembaga pendidikan global saat ini, meskipun dari segi
susunan atau konsepnya berbeda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar