Senin, 22 Februari 2016

Berawal dari Hal Kecil

Kita kadang terlalu terobsesi menjadi orang hebat, menjadi orang yang paling terdepan dan selalu beranggapan bahwa untuk jadi orang hebat maka kita mesti punya status.

Padahal tidak selalu seperti itu..
Kadang hal hal kecil pun manfaatnya bisa sangat besar bila dilakukan dengan baik dan totalitas.

Jika hari ini kita mendapatkan pekerjaan kecil yang dimata manusia itu remeh, janganlah hal itu sampai membuat kita merasa tidak berguna dan merasa minder. Sebab bukan besar kecilnya yang penting, tapi seberapa ikhlas kita menjalankan pekerjaan kita itu.

Buat apa kita jadi pejabat kalau tidak punya etika? Buat apa kita jadi manager perusahaan kalau semuanya dilakukan dengan tidak amanah dan korupsi? Buat apa kita punya pekerjaan dengan gaji yang sangat besar kalau semuanya kita dapatkan dari mengambil hak hak orang lain?

Bukan jabatan yang akan membuat kita dipandang Allah, tapi apa yang ada di dalam hati yang akan menjadikan Allah sayang pada kita.. Selama semuanya dilakukan dengan hati senang, niat yang ikhlas dan totalitas dalam bekerja, kenapa malu dengan pekerjaanmu?

Taufik Ismail, dalam tulisannya yang berjudul Kerendahan Hati, menuliskan "Kalau engkau tak mampu menjadi beringin yang tegak di puncak bukit, jadilah belukar, tetapi belukar yang baik, yang tumbuh di tepi danau.
Kalau kamu tak sanggup menjadi belukar, jadilah saja rumput, tetapi rumput yang memperkuat tanggul pinggiran jalan.
Kalau engkau tak mampu menjadi jalan raya, jadilah saja jalan kecil tetapi jalan setapak yang membawa orang ke mata air."

🌸🌸🌸 Semoga yang hari ini masih merendahkan pekerjaan orang lain bisa sadar bahwa justru dengan memandang orang lain rendah maka saat itu kitalah yang lebih remeh dan lebih rendah.

Semoga bermanfaat.

Yogyakarta, 23 februari 2016


Siti Muflidah (fida)

Selasa, 02 Februari 2016

Fabiayyiaalaa irobbikumaa tukadzdzibaan :)

Fabiayyiaalaa irobbikumaa tukadzdzibaan :)
Allah pasti punya rahasia indah di balik tiap hal yang menurut kita "tidak menyenangkan", yang senantiasa harus kita syukuri.
Sore tadi pukul 15.15 aku diminta untuk segera menyerahkan teks pidato ke kostnya ukhti Putri.
Seperti biasa, kemanapun aku pergi kalau sendiri ya pasti jalan kaki hehe
Ga peduli lah mau jauh atau dekat, yang penting Allah selalu menyertaiku kemanapun kaki ini melangkah.
Ditengah perjalanan, tepatnya dipinggir ringroad, hujan turun cukup deras, biasanya aku suka nerobos aja ujan-ujanan, tapi karna batuk dan suhu badanku yang tak kunjung stabil, jadi aku berteduh di depan toko yang sudah tutup.
Meski aku berteduh, tetapi air hujan perlahan menyapa wajahku yang dihantarkan oleh angin. Sejenak mataku menutupkan kelopaknya. Entah mengapa aku ingin berdo'a 'semoga Allah segera memantaskan aku untuk memiliki motor, supaya aku ga harus jalan jauh-jauh. Atau kalau nggak ,semoga Allah memantaskan aku untuk memiliki mobil, supaya aku ga harus jalan dan ga harus berteduh ketika kehujanan'
Perlahan aku membuka kelopak mataku kembali, tidak lama seorang bapak tua dan anak kecilnya melewatiku dengan mendorong grobak. Bapak itu berjalan dengan tertatih, sepertinya kaki beliau sebelah kanan itu tampaknya agak cacat.
Ketika mataku menatap ke arah mereka, mereka balik menatapku dengan senyuman yang manis. mereka terlihat bahagia. semoga Allah memudahkan urusan mereka, ucapku dalam hati.
Hatiku perih, ingin sekali aku menarik do'aku yang tadi, aku merasa Allah memperingatiku dengan cara memperlihatkan bapak tua dan anaknya itu. Bahwa apapun yang ada dalam diriku saat ini, harus aku syukuri. Harusnya aku bersyukur diberikan kaki yang masih kuat jalan kesana kemari. Benar, Allah tidak suka melihatku mengeluh, TIDAK SUKA. Aku tau bahwa aku KUAT, Aku HEBAT. Aku 100% TAK PANTAS MENGELUH!
Aku masih kuat berjalan, kenapa aku harus berhayal memiliki motor? Kenapa juga aku harus berhayal memiliki mobil?
Ah sungguh, harusnya aku tak seperti itu!
Syukuri aja dulu apa yang ada padamu saat ini. Kalau memang sudah pantas, pasti Allah kasih kok 😊
Ya Allah... terimakasih atas pelajaran berharga ini. Kuatkanlah hatiku, teguhkanlah imanku, sehatkanlah jiwa dan ragaku.
Ya Allah... Lindungilah aku, berkahilah perjalananku, jangan jadikan aku sebagai orang yang kufur atas nikmat-Mu.
Yogyakarta, 2 Februari 2016
Siti Muflidah~Fida
Trimakasih Pak udah nyuruh aku secepatnya menghampiri ukhti putri. Ini pelajaran berharga, walaupun awalnya aku berfikir, kalau antum udah lupa ingatan. Lupa kalau aku ga punya motor, secara tidak langsung antum nyuruh aku untuk pergi ke kost ukhti putri dengan berjalan kaki.
Trimakasih 😊