Kamis, 17 Desember 2015

Pergi atau Hadapi


 

Allah hadirkan beberapa manusia dalam hidup ku, guna memberikan pelajaran yang berharga.
Kadang keberadaan mereka yang hanya sementara dan terhitung sebentar itu, menorehkan luka yang terlalu dalam, bahkan meninggalkan trauma berkepanjangan.
 
Hanya ada dua pilihan, pergi atau hadapi. 
Takdirlah yang bekerja pada fase ini. 
Pergi dengan membawa jejak hitam dan memar pada hati, atau hadapi dengan tenang dari sisa sisa kekuatan yang Allah beri.

Tak mudah memang.. 
Air mata yang mengering dan tinta hitam pekat yang tertulis pada kertas putih tentang betapa pedihnya hati menjadi saksi bisu aku pernah berada pada situasi ini..
Aku ingat dulu, ada seseorang yang  selalu berkata kepadaku dengan
Otak sempitnya 
bahwa ‘WAKTU’ adalah obat termanjur untuk mengobati segala rasa sakitku.
 ‘WAKTU’ adalah penyembuh terbaik untuk segala perih yang tersisa.
Ternyata dia SALAH.

Penyembuh terbaik untuk luka hatiku bukanlah seberapa panjangnya aku belajar ilmu IKHLAS.
Bukan pula seberapa lamanya aku menjadi murid kehidupan dunia.
Allah adalah jawaban atas segala rasa sakitku. .
Semakin sering aku mengingat Allah, semakin pudar rasa sakit dalam jiwaku. Semakin aku mendekat padaNya maka semakin ringan terasa beban di bahuku.
Ku tundukkan segala akal dan pikiranku untuk Tuhanku Allah Ta’alaa..


Yogyakarta, 17 Desember 2015

Siti Muflidah (fida)