Allah hadirkan beberapa manusia dalam hidup ku, guna memberikan pelajaran yang berharga.
Kadang keberadaan mereka yang hanya sementara dan terhitung sebentar
itu, menorehkan luka yang terlalu dalam, bahkan meninggalkan trauma
berkepanjangan.
Hanya ada dua pilihan, pergi atau hadapi.
Takdirlah yang bekerja pada
fase ini.
Pergi dengan membawa jejak hitam dan memar pada hati, atau
hadapi dengan tenang dari sisa sisa kekuatan yang Allah beri.
Tak mudah memang..
Air mata yang mengering dan tinta hitam pekat yang
tertulis pada kertas putih tentang betapa pedihnya hati menjadi saksi
bisu aku pernah berada pada situasi ini..
Aku ingat dulu, ada seseorang yang selalu berkata kepadaku dengan
Otak sempitnya
bahwa ‘WAKTU’ adalah obat termanjur untuk mengobati
segala rasa sakitku.
‘WAKTU’ adalah penyembuh terbaik untuk segala perih
yang tersisa.
Ternyata dia SALAH.
Penyembuh terbaik untuk luka hatiku bukanlah seberapa panjangnya aku belajar ilmu IKHLAS.
Bukan pula seberapa lamanya aku menjadi murid kehidupan dunia.
Allah adalah jawaban atas segala rasa sakitku. .
Semakin sering aku mengingat Allah, semakin pudar rasa sakit dalam
jiwaku. Semakin aku mendekat padaNya maka semakin ringan terasa beban di
bahuku.
Ku tundukkan segala akal dan pikiranku untuk Tuhanku Allah Ta’alaa..
Yogyakarta, 17 Desember 2015
Siti Muflidah (fida)